Selasa

Kepuasan Tukar Goyangan

Kepuasan Tukar Goyangan

Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir- pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku. Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat. Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus. Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya. Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami. “Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih.. !” “Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian. ” katanya menyebut isteriku. Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah. “Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga.. ?” kata isteriku ketika kuajak. Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur. Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan. “ Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas. Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang. Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?” Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini. Sorenya Agus datang ke rumahku, “ Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya.. ?” tanyanya setelah kami berbasa-basi. “ Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran. “Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya. ” Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan. Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas. ” katanya tanpa malu-malu. “Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara.. ?” “Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran. “Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana.. ?” “Pesta apaan..? Gila kamu.” “Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya.. ?” Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya. Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku. Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang. Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka. “ Kegilaan apa lagi ini..?” batinku. Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus. Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya. Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini. “Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya. Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja. Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam. “ Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat. Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis. Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat. Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami. Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang- panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah- engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya. Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini. Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh.. !” Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini. Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk. Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini. Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya. Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini. Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat- kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat. Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya. Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi. Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..
Digoyang Dua Cowok Duren

Digoyang Dua Cowok Duren


Satu lagi pengalamanku yang kutuangkan dalam tulisan, mungkin ini adalah kejadian yang umum, tetapi bagiku.. Ini adalah pengalaman yang sensasional dan terjadi pada masa sekarang. Dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.. Sengaja nama pelaku aku samarkan, kecuali namaku. Dalam posisiku sebagai sekretaris sekarang ini, maka hubungan dengan relasi tidak bisa aku hindari.. Tugas entertaint selalu diberikan kepadaku, mungkin bos ku tahu benar bagaimana memanfaatkan kecantikanku didalam menghadapi klien atau relasinya, hingga akhirnya aku berkenalan.. Sebut saja namanya Mas Andy.. Seorang eksekutif muda.. Usianya kira-kira 30 tahun, tinggi 175 cm dengan bentuk tubuh proposional. Mas Andy ini sudah berkeluarga dan punya 2 putra, dalam sehari bisa 3-4 kali Mas Andy menghubungiku via telepon.. Dari membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan bisnis sampai ke permasalahan rumah tangganya.. Hingga akhirnya aku mendengarkan pengakuan dari Mas Andy, ternyata dia seorang bisexual.. Gila..? Memang gila.. Tetapi aku malah antusias mendengarkan ceritanya, dan menurut pengakuannya.. Sekarang ini dia juga jalan dengan salah satu karyawannya.. Dan mereka telah jalan 1 tahun lamanya tanpa sepengetahuan siapa-apa.. Kecuali aku.. Sejak pengakuannya itu.. Mas Andy sering menelponku.. Dan apabila pembicaraan sudah menyinggung hubungan dengan karyawannya itu.. Aku tidak sungkan untuk mengodanya, kata.. Wah.. Asyik nih main pedang.. Atau gimana sih Mas ML nya.. Candaku selalu dijawab dengan tertawa saja oleh Mas Andy. Hari itu adalah hari jumat, dan seperti biasa Mas Andy kembali menghubungiku via telepon. "Hallo.. Selamat sore Nia" serunya. "Oh.. Mas Andy.. Selamat sore juga Mas" sahutku. "Apa nih acaranya nanti malam?" "Wah.. enggak ada acara nih Mas" "Gimana kalau nanti malam kita jalan.. Nanti kukenalkan temanku" seru Mas Andy lagi. Aku tahu yang dimaksud "temannya" itu adalah teman jalannya, dan memang akupun penasaran seperti apasih teman Mas Andy itu. "Boleh aja Mas" jawabku. "Oke.. Nanti aku jemput jam 8 malam yaa" serunya lagi. Jam 19.30 aku sudah berdandan rapih, aku memakai t'shirt dan jeans ketat, dibalik itu aku memakai bra dan g-string berwarna pink.. Warna favoritku, rambut hitamku yang panjang kubiarkan terurai kebelakang, dan benar.. Tepat jam 20.00 Mas Andy datang menjemputku, aku pun langsung masuk ke dalam mobilnya dan duduk di depan. "Wah.. Malam ini kamu cantik sekali Nia" puji Mas Andy, aku hanya tersenyum saja, lalu. "Nia.. Kenalkan temanku" seru Mas Andy. Ternyata dibangku belakang duduk seorang laki-laki, aku pun menoleh sembari mengulurkan tanganku. "Nia.. "sahutku, "Joni.." sahut pria itu sembari menjabat tanganku. Mhmm.. Ternyata yang namanya Joni ini macho juga.. pikirku. Selama perjalanan kami banyak ngobrol, dan dari pembicaraannya aku tahu kalau usia Joni ini sepantaran dengan aku yaitu 24 tahun, dan dia berasal dari daerah.. Dikota ini dia mengontrak rumah dan tinggal sendirian. Malam itu kami habiskan dengan duduk-duduk dan ngobrol di sebuah cafe.. Dan aku merasa geli juga melihat tingkah laku Mas Andy dan Joni.. kadang-kadang dalam tawa canda mereka.. Suka saling pandang dan sekali-kali saling berpegangan tangan layaknya seperti dua orang kekasih.. Apalagi sedari tadi tidak henti-hentinya mereka berdua memesan draft beer.. Minuman ringan kata mereka.. Sementara aku hanya memesan long island.. Minuman ringan juga.. menurutku? Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 ketika kami keluar dari cafe itu, tampak sekali Mas Andy dan Joni sudah mulai dipengaruhi alkohol, sedangkan aku.. kepalaku mulai rada-rada pusing.. Karena pengaruh alkohol juga. Dari situ kita pergi ketempat Joni.. Jelas maksud Mas Andy adalah mendrop Joni terlebih dahulu, tetapi ternyata kamipun mampir ditempat Joni.. Dan aku menurut saja ketika disuruh turun.. Masuk ke dalam rumah Joni, akupun duduk diruang tamu.. Sementara Mas Andy dan Joni masuk ke dalam.. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan didalam.. Tetapi menunggu adalah pekerjaan yang paling menyebalkan.. Apalagi pengaruh alkohol sudah memenuhi kepalaku, aku pun berjalan ke dalam.. Menuju kesebuah kamar yang tidak tertutup.. Tampak cahaya lampu terang dari dalam kamar itu, ketika aku melihat ke dalam.. Terkejutlah aku.. Tampak Mas Andy dan Joni sedang.. berdiri ditengah kamar.. Dan berciuman.. Hah! Mas Andy hanya mengenakan jelana jeansnya.. Sementara kaosnya sudah entah kemana.. Dan Joni dia hanya memakai celana kolor saja.. Aku hanya berdiri bengong diambang pintu.. Melihat adegan itu.. Tampak mereka sangat ganas sekali berciuman.. Joni lebih sedikit agresif.. Dia berusaha melepas celana jeans Mas Andy hingga akhirnya terlepas lalu celana kolor Mas Andy pun dilepasnya.. Maka tampaklah batang kemaluan Mas Andy yang.. Besar dan tegang itu.. Ohh, segera Joni mencekal batang kemaluan Mas Andy itu lalu dikocok-kocoknya dengan tangan kanannya.. Setelah itu Jonipun berjongkok dihadapan Mas Andy.. Dan.. Astagaa.. Dengan ganas Joni mengisap batang kemaluan Mas Andy itu.. Woowww.. Sungguh indah sekali pemandangan di depanku itu.. Tampak batang kemaluan Mas Andy langsung dihisap oleh Joni.. Dijilat-jilat kepalanya terus dihisap lagi.. Joni mengerakkan kepalanya maju mundur sehingga tampak batang kemaluan Mas Andy keluar masuk mulut Joni.. Melihat itu semua membuat pikiranku jadi kacau.. Tetapi aku tidak mau berkedip sekalipun melihat itu.. Tiba-tiba Mas Andy menoleh kepadaku.. Dan tersenyum.. "Nia.. Jangan bengong aja.. Ayo masuk kesini" serunya. Aku sempat terkejut.. Tetapi akupun berhasil menguasai diriku.. Lalu aku membalas senyum Mas Andy itu.. Dan.. Aku melangkah masuk ke dalam.. Duduk ditepian ranjang, dan memperhatikan adegan itu tanpa berkedip.. Maklum.. Aku suka banget melihatnya, kemudian Mas Andy menyuruh Joni duduk disampingku.. Dan dia berlutut dilantai diantara kedua kaki Joni.. Ditariknya celana kolor Joni itu hingga terlepas.. Tampak olehku batang kemaluan Joni.. yang berdiri tegak itu.. Tidak terlalu besar jika dibanding milik Mas Andy.. Tapi mengairahkan juga.. Oohh.. Dengan rakus Mas Andy langung memasukkan batang kemaluan Joni ke dalam mulutnya.. Dijilatinya.. Dari kepala sampai kebiji pelirnya.. Ohh indahnya.. Diam-diam akupun terangsang hebat.. Sementara Joni hanya mengelinjang keenakan dengan mata setengah terpejam.. Lalu Mas Andy mengangkat kedua paha Joni dan ditekuknya ke atas.. Lalu dia menjilati bagian bawah biji pelir Joni.. Tampak tubuh Joni tersentak-sentak keenakan.. Gilaa.. Aku hanya duduk menonton adegan itu.. Sungguh mengairahkan.. "Hayoo.. Nia.. Ikutan" seru Mas Andy. Aku hanya tersenyum saja.. Tapi gairahku.. Ohh.. Aku sudah tidak tahan lagi, akhirnya akupun mendekatkan kepalaku ke batang kemaluan Joni itu.. Tercium aroma khas.. Penis laki-laki, kemudian kujuiurkan lidahku menjilati batang kemaluan Joni.. Aaahh.. Nikmatnya.. Kukulum batang kemaluan Joni hingga. "Aahh.. Nggkk.. Uuhh.." terdengar erangan Joni.. Rupanya hal itu membuat Mas Andy kepingin batang kemaluannya dioral olehku, lalu dia berlutut ditepi ranjang dan menyodorkan batang kemaluannya hingga menyentuh pipiku.. Gilaa.. Aku tidak mau menyia-nyiakan itu.. Segera kukulum kepala batang kemaluan Mas Andy.. "Iyaa.. Iyaa.. Oohh" terdengar desisan Mas Andy.. Kukulum dan kujilati kedua batang kemaluan itu secara bergantian, dari sudut mataku.. Aku melihat Mas Andy memperhatikan perbuatanku itu demikian juga Joni. Lama kuoral kedua batang kemaluan mereka, kemudian Joni merubah posisinya.. Ia menungging ditepian ranjang.. Sementara Mas Andy mengambil sesuatu dari atas meja.. Akupun sadar apa yang akan mereka lakukan, rupanya permainan akan segera dimulai.. pikirku, tampak Mas Andy mengolesi batang kemaluannya dengan cream yang ia tuangkan dari botol, dan aku pun segera beraksi.. Kujilati anus Joni yang ditumbuhi bulu-bulu.. itu.. Terasa beberapa kali tubuh Joni tersentak-sentak karena nikmat.. Kucolok-colok ujung lidahku ke dalam.. "Aaahkk.. Ooh.. Nggkk.." Joni mengerang keenakan.. Lalu Mas Andy menyerahkan botol cream itu padaku.. Kutuang isinya ketelapak tanganku.. Lalu kuolesi ke sekitar anus Joni.. Sembari sekali-kali kususupkan telunjukku ke dalam lobang pantat Joni itu.. Setelah itu Mas Andy berdiri dibelakang bokong Joni dan segera mengarahkan batang kemaluannya ke lobang pantat Joni.. Akupun tidak tinggal diam.. Kubuka belahan pantat Joni.. Hingga tampak lobang anus Joni merekah.. Dan.. Bless.. Perlahan tapi pasti.. Batang kemaluan Mas Andy masuk ke dalam.. "oohh.. Nggkk.. Aahh" erang Joni.. Setelah itu tampak gerakan erotis pinggul Mas Andy maju-mundur.. Akupun turun dari ranjang sembari memperhatikan adegan itu.. Ohh.. Sangat.. Sangat sensasional.. Dan tanpa sepengetahuan mereka.. Aku mulai melepas pakaianku.. Hingga telanjang bulat.. Kemudian kupeluk tubuh Mas Andy dari belakang sehingga kedua buah dadaku menyentuh punggungnya.. Dan kedua tanganku pun melingkar di dadanya.. Kutempelkan perutku dan pinggulku ke tubuh bagian belakang Mas Andy.. "Aahh.. Nggkk.. " terdengar desisan Mas Andy.. Dalam posisi demikian.. Pinggulku pun kugerak-gerakan maju mundur mengikuti gerakan Mas Andy.. Aahh.. nikmatnya, kuciumi tengkuk Mas Andy dari belakang.. Aku benar-benar lost kontrol.. Rupanya Mas Andy tahu.. kegelisahanku.. Iapun mengulurkan tangan kanannya kebelakang dan langsung meraba kemaluanku.. Kurenggangkan pahaku agar tangan Mas Andy leluasa meraba-raba kemaluanku.. Aaahh.. Ohh.. Aku merintih.. Nikmat ketika jari-jari Mas Andy menyodok-nyodok liang kemaluanku.. Akupun segera mendekap semakin erat tubuh Mas Andy dari belakang dengan tetap mengikuti irama pergerakan pinggulnya. "Kamu mau Nia.." bisik Mas Andy. "Ooh.. Iya.. Mas.. Iya" sahutku. "Naik deh ke atas ranjang" serunya lagi. Akupun segera naik ke atas ranjang, dan menungging ditepian ranjang disamping Joni.. menanti dengan pasrah.. Lalu "Mau dimasukin kemana Nia..?" tanya Mas Andy. "Terserah mass" sahutku pelan. Ternyata Mas Andy memilih kemaluanku.. "Aah.. Oohh.. Aaghhkk" rintihku ketika terasa batang kemaluan Mas Andy yang masih berlumuran cream masuk ke dalam liang vaginaku.. Aku benar-benar merasakan nikmat.. Lalu Joni yang masih menungging disampingku menoleh padaku.. Akupun menoleh padanya lalu ia menjulurkan lidahnya.. Akupun segera menjilati lidah Joni dengan lidahku, akhirnya bibir kami bertautan.. Oohh.. Nikmatnya.. Setelah agak lama.. Akhirnya kami ganti posisi.. Joni terlentang diatas ranjang dan aku naik ke atas tubuhnya.. Perlahan-lahan aku memasukan batang kemaluan Joni ke dalam liang vaginaku.. Oohh.. Aaahh.. Nikmatnya.. Setelah itu aku menekuk kedua lututku kedepan sehingga dari belakang Mas Andy bebas memasukan batang kemaluannya ke dalam lobang pantatku.. Nggkk.. Aaahh.. Terasa seret.. Tapi peralahan-lahan.. Amblas juga seluruh batang kemaluan Mas Andy ke dalam lobang pantatku.. Gillaa.. Gilaa.. Nikmat.. Sekali.. Ohh.. Susah aku menuliskan apa yang aku rasakan tetapi.. Sungguh sensasi sekali.. Apalagi Joni.. Dia tidak tinggal diam.. Dengan rakusnya Joni mengisap-isap kedua puting payudaraku bergantian.. Oohh.. Sungguh.. Saat itu aku tidak mau permainan kami berakhir.. Dan walaupun aku sudah dua kali klimaks tetapi.. Aku tidak mau.. Permainan ini berakhir.. Akupun segera mengambil inisiatif. Aku minta agar posisi diubah.. Mas Andy terlentang diatas ranjang.. Sementara aku terlentang diatas tubuh Mas Andy, dan tetap batang kemaluan Mas Andy didalam anusku.. Dan Joni.. Telungkup diatas tubuhku dengan batang kemaluannya tertancap didalam vaginaku.. Oohh.. Nikmaatt.. Setiap gerakan yang mereka lakukan membuat tubuhku mengejang-ngejang menahan nikmat, apalagi tangan Mas Andy tak henti-hentinya meremas-remas payudaraku.. Ooh.. Aahh.. Ruaarr biassaa.. Lalu aku menekuk kedua lututku ke atas dan kedua kakiku segera merangkul pinggang Joni.. Nikmat sekali.. Apalagi Joni juga aktif menciumi bibirku, leherku dan seluruh wajahku dijilatinya, aku hanya bisa memejamkan mataku.. Menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini, perlahan tapi pasti.. Joni mulai mempercepat gerakkannya, sementara pinggul Mas Andypun tidak mau diam, dia menghentak-hentakkan pinggulnya ke atas sehingga batang kemaluannya keluar masuk lobang pantatku. Ooohh.. Enak sekali, hingga akhirnya. "Aaggkk.. Aku.. Mau keluar.. Aku mau keluar" erang Joni. "Saya juga.. Oohh.. Aaakk.." erang Mas Andy juga. Gilaa.. Aku tidak mau.. Tidak mau permainan ini berakhir, aku pun menjadi egois sekali.. "Jangan.. Jangan dulu Mas.. Nanti aja.. Ohh" seruku dengan nafas memburu. "Kenapa.. Nia.. Nggkk.. Kamu belum puas..?" bisik Mas Andy. "Jangan dulu.. Mas.. Biar kuminum sperma kalian.." seruku. Gilaa.. Akupun tidak sadar mengucapkan kata-kata itu.. Tapi jujur.. Aku kepingin sekali.. Karena belum 100% puas jika belum menelan sperma mereka. Lalu akupun duduk ditepi ranjang sementara mereka berdua berdiri dengan masing-masing batang kemaluan mengarah ke bibirku.. Kukocok-kocok batang kemaluan mereka dengan kedua tanganku.. Sementara lidahku menjilati kesana-kemari.. Kuisap dan kukulum kedua batang kemaluan itu secara bergantian dan.. "Aaaggkk.. Nggkk.. Aarrgghhkk.." tiba-tiba terdengar suara erangan Mas Andy. Aku segera membuka mulutku dan.. Crott.. Croott.. Keluarlah sperma Mas Andy yang segera masuk ke dalam mulutku.. Nikmatt.. Sekali.. Dan kujulurkan lidahku menjilati lobang kencing Mas Andy.. Aku tidak mau kehilangan setetespun sperma Mas Andy itu. Beberapa detik kemudian Joni.. Dia mengerang panjang juga.. Walau mulutku masih penuh sperma Mas Andy.. Akupun siap menerima muncratan sperma Joni.. Kumasukan kepala batang kemaluan Joni itu ke dalam mulutku, dan.. Crot.. Crot tersemburlah sperma Joni didalam mulutku.. Ohh.. Banyak.. Sekali.. Sampai beberapa kali aku harus menelannya.. Akhirnya kami bertigapun rebah diatas ranjang.. Peluh membasahi tubuh kami.. "Nia.. Nia.. Tidak disangka.. Kamu luar biasa.." seru Mas Andy. "Benar.. Kamu hebat Nia" tambah Joni, dan aku hanya tersenyum saja. "Kalian juga aneh.. Tapi hebat" seruku. "Tapi ada satu permintaanku Mas.." tambahku. "Apa tuh Nia.." tanya Mas Andy. "Aku mau kita komitment.. Hanya sebatas ini saja.. Oke?" seruku. "Iya dong Nia.. Aku kan punya isteri.. Dan kamu juga.. Ada tunangan kamu" sahut Mas Andy. Akupun tersenyum puas.. Dan tanpa sadar aku melirik ke jam didinding.. Gilaa.. Sudah jam 2 pagi. Dan benar.. Mas Andy benar-benar memegang komitmentnya, setelah kejadian itu dia tetap sopan kepadaku, dan tidak sekalipun dia menyinggung-nyinggung kejadian itu, dan aku.. Akupun demikian.. Nothing happened beetwen us..
Gairah Membara Nafsu Istriku

Gairah Membara Nafsu Istriku


Beberapa minggu kemudian ketika aku sendiri di rumah entah mengapa aku ingin membongkar menemukan rak buku istriku dan kutemukan seperti buku catatan umumnya karena di depan bertulisakan Exercise dan di dalamnya halaman mukanya memang latihan latihan Bahasa Inggris tetapi pada halaman ke 9 terdapat menyekat buku dan kutemukan tulisan istriku yang super hot menceritakan detail kejadian yang membuat kontolku ngaceng, rupanya kejadian itu berlangsung saat ku dinas 2 hari yang jaid Cuma 1 hari itu. Istriku menceritakan dengan detail dalam buku itu, seperti ini. Saat itu istriku duduk di bangku belakang diantara dua mahasiswanya, awalnya katanya mmelintir kedua pentil payudaranya istriku binggung karena pada saat itu dia memakai BH tipis di balik blouesnya yang sedikit transparan istriku semakin binggung tatkala pengait BH nya di lepas. Memang kedua mahasiswa itu tidak memperhatikan, pikir istriku jawaban dikumpulkan kepadanya di bangku belakang. Tapi keinginan istriku tak terlaksana karena godaan dan rangsangan semakin hebat, sehingga cerita istriku kakinya mulai terbuka dan celana dalamnya disingkap dan pasti itil, empik dan torok istriku dibuat mainan.Tapi karena saat itu merasa menolak karena berusaha untuk tidak mendesah maka istriku berusaha mengatupkan kakinya rapat-rapat Istriku semakin binggung tatkala tubuhnya bergetar karena dia menahan agar tidak orgasme. Istriku menoleh mahasiswa di kanan kirinya. rupanya kedua mahasiswanya masih konsentrasi kepada ujiannya dan konsentrasi kedua mahasiswanya pecah tatkala celana dalam istriku dipelorotkan hingga ke pergelangan kaki istriku diatas sepatu merah berhak tinggi dan tanpa kuasa kaki istriku diangkat dan celana dalamnya dlepas dan tiba-tiba celana dalam itu hilang. Satu per satu kejadian disaksikan dengan nyata oleh kedua mahasiswanya dan istriku menceritakan bahwa kedua mahasiswa itu adalah Thomas yang sudah tingkat akhir dan Lie yang masih di semester V. Akupun teringat ucapan Thomas dimana dia akan mencoba tubuh isriku. Kedua mahasiswa itu terus memandangi istriku dan keduanya mengumpulkan jawaban terakhir. “Boleh kami antar Bu Yati?’ tanya Thomas Istriku diam dan kebinggungan, saat itu mau nggak, aku tak mungkin jemput sedangkan kalau ya, jelas Thomas dan Lie akan berbuat macam-macam. “Kejadian tadi saya rekam,bu..”Kata Thomas Istriku saat itu berpikir bohong. “Buka, laptopmu, Lie”kata Thomas Thomaspun menyambungkan kabel ke laptop dan kejadian tadi terlihat jelas mulai dari istriku menggeser pantat bahenolnya bahkan pentil susunya yang besar tengah terangsang menonjol dari balik Bh tipis dan blousenya dan saat celana dalamnya terlepas dan hilang. “Kau menjebakku, Thomas,” kata istriku. “Buat apa, buY, akumengidolakan ibu, aku tak pernah mempunyai maksud menjelekkan ibu, apalagi menjebak. Ku lakukan ini karena mengidolakan iBu Yati saja lain tidak, tapi kalau ada kejadian yang di luar dugaan seperti tadi yah Lucky Me…”kata Thomas. Istriku tak dapat berkata apa-apa memang selama ini Thomas yang anak Papua hitam besar dan Lie anak Cina itu brlaku sopan, bahkan sangat sopan walaupun kadang Thomas suka mencuri pandang di payudara istriku yang montok. Apalagi saat istriku digunai Mbah Kotim supaya tidak bisa memakai celana dalam dan BH sehingga sering Thomas maupun Lie maupun mahasiswa lainnya berbisik bisik mengenai pentil susunya yang besar itu. “Nah, sekarang tergantung Bu Yati,” kata Thomas “Kini kau mengancamku,”kata istriku ketus. “Ya, kalau ibu tidak nurut kepada kami, akan saya buat fil box office di kampus ini,” kata Thomas semakin mengancam. Istriku tertunduk dan jantung istriku berdegup kencang ketika tangan kasar dan besar Thomas mendongakkan kepala istriku dan bibir tebalnya mendekati bibir istriku yang dosennya itu. “Jangaan, Thomas,”kata istriku “Ya, jangan di sini,” katanya sambil memberesi bawaan mereka. Istriku tak kuasa menolak di gelandang dua pemuda itu ke mobil hardtop mereka yang parkir sendiri di halaman kampus. Lie memegang kemudi dan Istrikupun dipersilahkan naik oleh Thomas dan begitu kaki kiri istriku naik ke hardtop yang tinggi itu “Thomaaas….,” desah istriku ketika tangan kasar dan besar itu meyusup di anatara dua pahanya. Thomas pun cepat naik dan “Thomaaas…jangaaaan… akuuuuu..mmmmmppppfz….” Bibir istrikupun dilumat bibir tebal Thomas. istriku tak dapat menghindar karena tangan kanannya memegangi kepala belakang istriku. Istriku meronta tatkala lidah Thomas berusaha masuk mulut istriku. Karena terus meronta “Kasih ini aja Thom,”kata Lie sambil menunjukan sebuah tube ke Thomas. Istriku yang mungil itupun dipeluk erat oleh tangan kanan Thomas dan dan “berhenti dulu, Lie,” Begitu mobil berhenti tangan kiri Thomas menarik kaki kiri istriku dan menguncinya begitupula Lie menarik kaki kanan istriku dan menguncinya dengan kaki kirinya sehingga kedua kaki istriku terkangkang lebar sehingga rok span merah elastisnya tersingkap sampai ke pangkal pahanya yang ditumbuhi jembut lebat. “Wah .. Bu Yati gondrong,” kata Thomas. “masak dosen gondrong. Lie memejet tube itu keluarlah jeli ditaruh di jari telunjuk kiri Thomas. “Jangaaaan Thomas…..” rintih istriku tapi apadaya “ooohhh ..zzzzz….jaaang …hek….” Itrikupun merasakan jeli dingingi itu dioleskan kebibir vaginanya, kemudian kelentinya “”Yang Banyak Lie, biar Bu Y nanti berdisko…,” kata Thomas dan lie memencet lagi tube itu dan meletakkan dijari telujuk dantengah Thomas yang dirapatkan. “Buka bibirnya….” kata Thomas dan istrikupun merasakan bibir vaginaya dibuka oleh jari-jari Lie dan “Eeehhhhh….jangaaaann Thomaaaaaaass…..,” istriku mendesah ketika dua jari hitambesar Thomas menerobos masuk liang vaginanya dan diputarnya yang menbuat istriku mengelinjang dan mendesah “Zzzz….Thomaaaaaaaas……,” Mereka kemudian melepaskan istriku dan menata kembali rok span merah istriku Tangan kanan Thomas memeluk istriku lagi tangan kirinya membuka kancing blouse istriku dan “breeeet” Tangan Thomas membetot BH istriku hingga tali-talinya terputus. Dikancingkannya kembali blouse istriku. “Ke rumahmu, Thomas ?” tanya Lie “Mau Bu Yati?” Thomas meneruskan pertanyaan Lie ke istriku. Istrikupun terdiam. “Kalau gitu, kita makan malam dulu….,” kata Thomas. Perasaan istriku lega saat itu karena yang dikhawatirkan istriku “dibawa” ke rumah Thomas pun pudar. Pada saat makan istriku menceritakan tak terjadi apa-apa hanya merasa dingin karena restorannya ber AC dan dibalik rok spannya tak ada lagi celana dalam yang menutup selangkangannya, Thomas dan Lie pun tak menyentuhnya sednagkan blousenya tak ada lagi BH yang melekat di dadanya membuat istriku semakin dingin dan hawa dingin itu bereaksi pada kedua putting payudara yang semakin mengeras. Karena Thomas berhadapan dengan istriku terlihat oleh istrik kedua mata Thomas pun melotot melihat gundukan dagaing montok dan kenyal di balik blouse istriku dan matanya tak berkedip melihat putting susu istriku yang tampak menonjol di balik blousenya. Sebelum menu penutup, Thomas berpamitan ke belakang dan setelah menu penutup Thomas memberikan segelas kecil minuman Sprite pada istriku. “Yoo, nanti Bu Yati kemalaman, kasihan nggak ada yang nemenin nanti malam ha…. ha…, mari diminum Bu,” katanya sambil melakukan toast. Malam itu hujan rintik-rintik dan jam menunjukkan pk. 08.45 tatkala istriku bersama Thomas dan Lie keluar restoran. Setelah mobil beberapa menit berjalan, istriku merasakan keanehan dalam tubuhnya. Istriku yang duduk di antara Thomas dan Lie yang memegang kemudi merasa kedinginan, dan rasa dingin itu berubah hangat dan sedikit panas pada daerah sensitif istriku. Makin lama makin terasa panas kemudian hangat dan istriku bebar-benar tak dapat mengontrol keadaan dirinya dan rasa gatal dan geli kini mulai menyergap bagian sensitif istriku di kedua putting susunya, payudaranya dan bibir kemaluannya. Rasa geli dan gatal itupun berubah rangsangan yang kecil yang lama-lama menghebat. Istrikupun berusaha mendekap kedua payudaranya dan kedua kakinya dirapatkan tatkala rangsangan dibagian payudara, putting susunya dan bibir vaginanya. “Heeh …,” istriku mulai mendesah ketika dirasakannya itilnya mulai terangsang dan mengeras. “Mmmff … ,” istriku mendesis ketika itilnya berdenyut denyut dan laing vaginanya mulai basah. “Kenapa, bu ?’ Tanya Thomas Istriku diam tak menjawab dan rangsangan itupun dirasakannya di seluruh tubuhnya, istriku menginggit bibir merahnya dan “Thoommaaaas …. aku kenapaaaa…?,” tanya istriku. Thomas memeluk istriku. “Jeng Yatiang tanya kok malah ibu yang tanya,” kata Thomas. Istrikupun benar-benar terangsang hebat sehingga tubuhnya semakin bergetar. “Ke rumahku ya, Bu Yati,” tanya Thomas. Istriku tak menjawab dan tangan kanan besar dan hitam Thomaspun mengelus pundak istriku terus turun di lengan kanan istriku dan “Thomaaas …. jangaaaaan …..,” desah istriku tatkala kedua jari-jari tangan Thomas yang besar-besar itu mengelus payudara kanan isteriku dari luar blousenya dan jari-jari itu terus memutari payudara kanan istriku dan “Thooomaaaasss……,” istriku mengelinjang tatkala Thomas mengelus-elus putting susu kanan istriku yang menonjol dari balik blousenya dan “Heehhggg …,” istriku tersedak ketika dua jari besar tangan kanan Thomas memencet putting susu kanan istriku. Tangan kiri Thomas pun meremas-remas payudara istriku yang semakin kenyal dan istrikupun semakin bernafsu oleh rangsangan di kedua payudara montoknya dan istriku mengerang erang “oh ! Oh! heq.. heg aaaahhh …..” tatkala kedua putting susunya dipelintir oleh jari-jari tangan Thomas. Lie pun mengeluselus paha kanan istriku dan semakin berani menyusup rok elastis merah istriku, sehingga istrikupun mengkangkangkan kakinya dan Lie langsung menyusupkan tangan kirinya ke selangkangan istriku yang langsung mendesah “Eeeeeh …” “Memang benar, katamu Thomas. Bu Yati terlalu gondrong,” kata Lie “Lieee …..” desah istriku ketika Lie menggosok selangkangan istriku yang ditumbuhi jembut panjang. Lie menelus elus bibir vagina istriku yang mengatupkan kakinya. Lie menarik kaki kanan istriku dan mengangkatnya hingga kaki kiri istriku di pangkuan kaki kiri Lie dan tangannya mengelus elus pangkal paha istriku mencari cari bibir vagina istriku kembali. Jari-jari Lie kini memggosok-gosok empik alias bibir vagina istriku yang mendesah dan rangsangan itu pun semakin kuat ketika jari-jari Lie mendapatkan yang dia cari, itil alias kelentit istriku. Jari tengah Lie disepanjang lubang dan bibie vagina istriku terus menggosok dan pangkal jari tengahnya bersentuhan terus dengan kelentit istriku yang mulai mengerang karena selain pangkal pahanya diobok-obok tangan kiri Lie, juga Thomas yang meremas remas kedua payudaranya yang berukuran 36C itu dan jari-jari Thomas mengelus putting susunya bahkan memencet-mencet dan sekali-kali memelintir dan menarik nariknya sehingga lubang vaginanya benar-benar basah. “Bu Yati sudah terangsang, ya,” kata Lie merasakan cairan istriku mulai membasahi bibir vaginanya sehingga terdengar bunyi kecepak di pangkal paha istriku “cepak cepak cepak” “Kita sudah sampai, Thomas,” kata Lie ketika Thomas akan membuka kancing blouse istriku Guk .. guk …anjing herder Thomas yang besar menyalak ketika Tuannya membuka pintu garasi. Istriku takut pada anjing yang membuat nyalinya kecil Thomas mengelus-elus kepala anjingnya. “nguuk …nguuk…” anjing itu menggeram. Lie memasukkan Hardtop itu ke garasi. Thomaspun menutup pintu garasi. Thomas membuka pintu kiri Hard top nya “Ayo, turun Bu Yati, selamat datang di rumahku,” kata Thomas yang diikuti anjingnya. karena takut istriku diam saja. “Ayo, Bu Yati, kenapa?” tanya Thomas. Istriku hanya menatap anjing si Thomas. “Ooh iBu Yati tahut anjing. ya?” tanya Thomas setelah melihat istriku memandang anjingnya. “Marco sini, ini ibu dosenku, Bu Yati namanya rupanya Bu Yati takut sama kamu,” kata Thomas “Nguuuk .. nguuk ….” anjing itu melanguh. “Yo kasih salam,” kata Thomas. Marco sang anjingpun melompat ke dalam Hard Top, istriku akan mundur tapi tubuh istriku tertahan oleh Lie yang belum turun dari mobil. “Nggak usah takut Bu Yati, Marco jinak kok, mau disuruh apa saja mau,” kata Lie sambil memeluk istriku dari belakang. Kedua kaki Marco kini di pangkuan istriku dan kaki depan kanan Marco menjulur ke depan untuk bersalaman dengan istriku. “Bu Yati, Marco mau berkenalan,” kata Thomas Dan jantung istriku berdegup kencang entah karena takut atau perasaan lainnya ketika istriku memegang kaki kanan depan Marco dan hidung Marco mengendus-endus perut istriku “Heeh ..” desah istriku. “Kenapa Marco?,” tanya Thomas “Oh kepalanya minta dielus, Bu Yati,”kata Thomas. Dan istriku merasakan perasaan aneh ketika tangan kirinya mengelus kepala Marco, perasaan aneh itu semakin menyergap istriku ketika Marco kembali mengendus-endus perutnya lagi dan “Ooh .. jangan …,” istriku melenguh keras ketika moncong Marco mengendus pangkal paha istriku yang masih tertutup rok span merahnya dan anehnya istriku merasakan rangsangan dan cairan vaginanya membasahi bibir vaginanya. “Waah sudah Marco, nanti..,” kata Thomas dan jantung istriku berdegup keras dengan kata-kata “nanti”. Marcopun turun sambil mendengus “Ngguk .. ngguk” dan mengibas ngibaskan ekornya dan istriku tahu artinya bahwa si Marco senang. Marcopun berlari kecil ke dalam rumah setelah membuka pintu tembus antara garasi dan rumah Thomas. “pandainya ..,”pikir istriku. Tangan kiri Thomaspun memegang tangan kanan istriku yang masih terjulur dan istriku mengeser tububya untuk keluar dari Hardtop tapi “Eeeh …” desah istriku ketika menurunkan kaki kirinya karena Thomas menyusupkan tangan kanannya ke selangkangan istriku yang sudah basah kuyup karena endusan Marco. “Thomaaas …,” rintih istriku karena jari tangan kananThomas menyusup ke rok span merah istriku dan rok itupun tersingkap ke atas memperlihatkan paha padat mulusnya, tangan Thomas mengerayangi pangkal paha istriku dan menuntun ke dalam rumah. Rumah Thomas tak begitu besar tapi dilihat dari perabotnya termasuk mewah. Istriku didudukkan di sofa biru panjang yang empuk tepat di tengah-tengah dan Thomas duduk di sebelah kanan istriku dan tangan kirinya memegang belakang kepala istriku dan bibir hitam tebalnya mendekat bibir mungil merah merekah istriku dan sekali lumat istriku seakan tak dapat bernafas lidahnya berusaha menyusup ke mulut istriku yang mengatupkan bibirnya menghindari juluran lidah Thomas ke mulutnya. Tiba-tiba tangan kanannya ke wajah istriku dan jari telunjuk dan ibu jarinya mentup hidung istriku dan secara otomatis karena tak bisa bernafas istrikupun membuka mulut mungilnya dan lidah Thomas yang hitam dan cerita istriku hampir sebesar kontolku masuk ke dalam mulutnya menjilati seluruh rongga mulut istriku. Dengan kekuatannya kepala Thomas menekan kepala istriku di sandaran sofa dan tangan kirinya mulai menyusup masuk rok span merah istriku “help…”desah istriku ketika tangan kanan Thomas menemukan kelentit istriku dan menggosok ngosok kelentit dan bibir vagina istriku yang sudah basah itu. Begitu cepatnya jari-jari tangan Thomas menggosok ngosok dan “pppffff ..pppfff….” desah tertahan istriku karena lidah panjang dan besar Thomas terus menjelajahi rongga mulut istriku. Tangan kiri Thomas mengangkat Kaki kanan istriku dan menjepitnya sehingga Thomas lebih leluasa menggosok selangkanagan istriku. “Mmpppfff pppfff….” desah istriku semakin cepat dan rupanya Thomas tahu kalau istriku akan orgasme pantat bahenol istriku terangkat angkat dan “ppmmmfff …pmmmmfff …..” istriku orgasme untuk pertama kali malam itu. Thomaspun melepas lidahnya dari mulut istriku “Enak, Bu Yati?”tanya Thomas “He eh…” jawab istriku Plol plok plok terdengar suara tepuk tangan Lie. “Thomas katamu kau ingin iBu Yati jadi dancer,” kata Lie sambil melemparkan sebuah tube merah ke Thomas. Lie memindah meja panjang di tengah sehingga hanya ada sebuah kursi di depan sofa Lie duduk di sebelah kiri istriku sehingga istriku diapit oleh kedua mahasiswanya. Rok span merah istriku yang tersingkap sampai pangkal pahanya memperlihatkan selangkannya yang ditumbuhi bulu bulu lebat kemaluannya dan kaki istriku yang maish terkangkang lebar diangkat dan dipangku oleh kedua mahasiswanya sehingga tubuh istriku melorot Thomas membuka dan memencet tube itu, keluarlah jeli bening. Jeli bening itupun dioleskan ke bibir vagina istriku, kemudian kelentit istriku. Thomas memencet lebih banyak lagi dan meletakkan dikedua jarinya kanannya dan “heek….” istriku tersedak ketika dua jari besar itu menerobos masuk liang vagina istriku yang basah. Hal itu dilakukan Thomas sebanyak tiga kali. Istriku merasakan dingin dan lengket di bibir vagina, kelentit dan utamanya lubang vaginanya yang banyak menerima jeli. “Ayo iBu Yati duduk di kursi itu,” kata Thomas sambil memapah istriku ke kursi di depan sofa. Mereka berdua duduk kembali ke sofa. Dan dalam hitungan menit, istrikupun merasakan bibir vaginanya,kelentitnya dan utamanya liang vaginanya bereaksi dan terangsang hebat. “Eeh .. eeh …. eeeh,” istriku mendesis desis, tubuhnya mulai bergetar dan “Oooohhh …..akuuuu …..ooohh…”rintih istriku, kini pantat bahenolnyapun bergoyang-goyang di kursi tangannya menyengkerap erat tangan kursi itu. “Jangaaan … jangaaan …kau rekaaamm ….oooohhh,” istriku merintih ketika melihat Lie mengarahkan handycamnya mengambil adegan itu. “oooohhh ….. kau jahhhaaaaaatt Lieeeee…”kedua tangan istriku mencengkeram erat pegangan kursi sehingga tubuh sintalnya melorot dan kedua kakinya terbuka sehingga selangkangannya tampak bulu bulu kemaluannya yang lebat. Thomas menghidupkan TV 27″ nya dan istriku melihat adegannya sendiri dan Lie memfokuskan wajah istriku dimana mulutnya mendesis “Ooohh….. jaangaaaan Liee ….. “, kemudian berpindah di dadanya dan tonjolan jelas putting susunya menonjol dari balik blouse tipisnya dan kedua kakinya yang masih memakai sepatu merah hak tinggi bergoyang-goyang semakin mengkangkang dan memfokuskan selngkangan istriku sampai terlihat itil istriku sebesar kacang yang menegang dan bibir vaginanya penuh dengan cairan vaginanya. “Suddaaaaaah Lieeee ….jangaaan kauuu terussskaaan …..”pinta istriku memelas. Lie tetap melakukan karena dia tahu kalau istriku tak dapat menahan nafsunya. Istriku saat itu begitu ingin sekali disetubuhi. “Oooohhh …..gimanaaaaaa iniiiiiii…..” desisnya berulang-ulang. “Ayo Bu Yati, aku ingin ibu masturbasi ,” perintah Thomas Istriku bertahan karena selama ini, istriku tak pernah masturbasi. “Ayoo…”perintah Thomas lebih keras “nggaaaak Thomas…..aku ngaaaak mauuuuu….” istriku menolak Tiba-tiba Thomas memencet tube merah “perangsang” itu lagi. “Thomas jangan nanti kebanyakan,”kata Lie. “Biar tahu rasa Bu Yati” katanya “Jangan Thomas kasihan, tadi itu cukup untuk semalam,” kata Lie menjelaskan Thomaspun merengkuh istriku dan tangan kirinya menahan pundak kanan istriku dan kakinya menahan kedua kaki istriku agar tetap terkangkang. Thomas memasukkan jarinya ke dalam liang vagina istriku”Oooh ….Thomas ..jangaaaaann eeehhh ..” Setelah memutar-mutarkan jari tangannya di dalam liang vagina istriku dengan kasar untuk meratakan jeli “Niih Bu Yati, biar ibu rasakan,”dan dia kembali duduk di sofa dan beberapa menit kemudian istriku berteriak tertahan karena belum pernah merasakan begitu hebat “Uughhh ….Thomaaaas …. kauuuuu jahaaaaattt…aaahh aakkuuu ingiiiiiin dikentoooot…….”teriak istriku Kedua mahasiswanya terbelalak mendengar ucapan mesum yang biasa diucapkan pelacur dari mulut ibu dosen yang mereka hargai dan adegan dan ucapan itu terekam di handycam milik Lie. “haa ha haa,” mereka berdua tertawa. “Kenapa lu dosen pelacur? Apa yang ibu rasakan, pelacur,” tanya Thomas Karena begitu hebatnya rangsangan yang dirasakan di daerah sensitif di seluruh tubuhnya terutama di bibir vagina, kelentit dan liang vagina istriku, istriku yang memang biasa meracau saat senggama denganku dan keadaannya yang saat ini tidak pernah dirasakannya istrikupun menjawab pertanyaan Thomas dengan merintih “Eeeeehh …….itiiiiiiilkuuuuuu …….oooooh …….empiiiiiiikuuuuuu wwwuuuhhh toroooookuuuuu ……..” Kedua mahasiswa itu berpandangan tak mengerti yang diucapkan istriku dalam bahasa daerah. “Apa itu dosen pelacur?” hardik Thomas. “Thomaaaass ….jahaaaaaaat …..kauuuu menyiksaaaa …iiiibuuuuu….”rintih istriku “Hei, dosen pelacur, jawab!!”bentak Thomas “Heehh …..heeeehh.. kelenttiiiiitkuuuuu …..Thomaaaass …..biiibiiiiirrr dan liaaaang senggaaaaamaaaakuu oooooh gataaaaaaaaaallll eeeehhh ayoooo…akkuuuu taaaak taaahaaaaaan Thomaaaaasss ……”rintih istriku menghiba. “Ayo bu masturbasi saja dulu biar kemaluanku berdiri,”kata Thomas berjalan mendekati istriku sambil mengeluarkan batang kemaluannya sebesar dan sepanjang kaleng Baygon yang masih loyo dan didekatkan di wajah istriku dan Lie mengikuti dengan handycamnya. “Oooohhh …..kauuuuuu beluuuum sunnaaaaaaaat, Thomaaaaass……ayoooo …” ajak istriku kepada Thomas. “IBu Yati..ayo masturbasilah…..”bisik Thomas “Nanti ku kasih ini,” katanya sambil mengeluskan batang kemaluannya ke wajah istriku. “Koontooolmuuuu ..bessaaaaar daaann panjaaaaang,”rintih istriku. Saat itu istriku benar-benar ingin bersetubuh. “Apa itu kontol, Bu Yati,” tanya Thomas “Baataaangmuuuu…”istriku menerangkan. “Oohh…. nanti iBu Yati tak kasih kontolku,” katanya “Ayo kubantu,” kata Thomas sambil memegang pergelangan tangan kanan istriku dan mengarahkan ke selangkangan istriku. “Nanti kalau iBu Yati kesepian, bisa melakukan sendiri,’ kata Thomas Karena begitu tak tahannya istriku menahan nafsunya, maka baru kali ini istriku merasakan tangannya sendiri mengelus-elus bibir vaginanya sendiri, rupanya istriku merasakan enaknya dan”eeeh…emppiiiiikkuuu ….” desah istriku “Apa itu empik, ibu”tanya Thomas “Biiibir vagiiiinaaa….” istriku menerangkan ditengah nafsunya yang menggebu. Karena tak tahan Istrikupun memindahkan elusannya pada kelentitnya. “Wwwwwwuuuuhhhh ,…..itiiiiilkkuuuu…Thomaaaas, kelentitkuu….ooohh Thomasss akuuuu tak taaaaahhaaaaan akkkkuuuu mauuuuuu keluaaaarrr….”istrikupun menggosok kelentitnya semakin cepat kakinya membuka menutup dan “Oooooooohhhhh ….Thomaaaaaaaaass ….akkkuuuuuuu keluaaaaarrrrr….”rintih keras istriku menggema di ruangan ketika mencapai orgasme kedua malam itu, tubuhnya mengejang kedua kakinya terbujur kaku dan sesaat memejamkan matanya dan mulut mungilnya yang merah terbuka sedikit Istriku tersentak ketika dirasakan benda keras berusaha masuk ke mulutnya. “Kulum kontolku, Bu Yati,”kata Thomas dan istriku tak dapat berkutik ketika kontol Thomas yang besar dan hitam dan belum disunat itu menerobos masuk ke dalam mulutnya. Istriku merasakan besarnya kontol Thomas dan istriku menghisap topi baja yang terbungkus kulup yang tebal dan panjang. Istriku merasakan sensasi lain ketika Thomas menekan ke mulutnya karena dirasakan diujung mulutnya kulup Thomas mengumpul dan istriku membayangkan kalao kontol Thomas masuk ke liang vaginanya “Enaaak buu Y…..”desis Thomas ketika ujung lidah istriku memainkan lobang kencing Thomas Thomas mengerang keenakan dan rupanya Lie tak tahan “mmpppfff….” istriku mendesah ketika dirasakannya bibir vaginanya dijilat jilat matanya melotot ke bawah dilihatnya Lie berjongkok diantara paha padatnya. Lidah Lie kini mempermainkan kelentit istriku dengan ganasnya dan beberapa saat kemudian Lie memanggul kedua paha di pundaknya dan jari-jari tangannya membuka lebar bibir kemaluannya dan denganmudah lidah Lie mengeksplorasi bibir vagina dan kelentit istriku. Tubuh Istriku meliuk liuk pantat bahenolnya maju mundur menghadapi serangan lidah dan mulut Lie yang menyedot nyedot liang vaginanya. Air liur istrikupun membasahi kontol Thomas karena terbuka lebar dan”mmmmpppffzzzz …mmmmpppfzzzzz…..”istriku mendesah dan airliurnya muncrat dan pantat bahenolnya maju ke depan menekan wajah Lie dngan selankangannya ketika orgasme ketiga istriku berlangsung. Nafas istrikupun mendengus dan keringatnya menetes di dahinya blouse istriku basah sehingga pentil susunya yang coklat menonjol nampak jelas terlihat. “Aku dulu,” kata thomas dan “rekam Lie,” Thomas pun diantara kedua paha istriku dan bertumpu di kedua lututnya dan kontolnya yang tegang dimana kulup panjangnya menutup ujung kemaluannya yang lebih besar diarahkan ke liang vagina istriku yang terbuka lebar karena habis disedot dan dibuka lebar oleh Lie. “Jangan kau tarik Thomas,”pinta istriku ketika Thomas menarik kulupnya agar helm besarnya menyembul. Thomaspun menarik ujung kulupnya. “Ibu belum pernah ngentot sama orang belum disunat, ya” “He eh” kata istriku sambil tersenyum “Heeggh …Thomaaas….” desah istriku ketika ujung kemaluan mulai melesak masuk ke laing vaginanya. Istriku merasakan sensasi yang luar biasa, selain besar kulup Thomas mengumpul diujung vaginanya didaerah G Spot istriku. Thomas pun menggerak-gerakkan ujungnya memutar mutar dan maju mundur. “Thomaaaaas ooooh enaaaak ……enaaaaakkkkk eeehhhh Thomaaaaaaaasss akuuuuu keluaaaaaaar” Istrikupun mengalami orgasme ke empat. Thomas pun memegangi paha istriku dan Thomas mengulang ulang adegan itu istrikupun orgasme yang kelima. Hal ini membuat Lie tak Kuat dia meletakkan handycamnya di tripot dan se telah mengatur lensa langsung mendekati istriku membuka kancing blousenya dan payudara montok kiri istrikupun tampak kencang dan pentil susunya mengacung kaku dan “haap…” Lie melahap payudara montok kiri istriku dan begitu lidahnya menempel di putting susu istriku, Lie pun kaget begitu pula istriku, karena air susu istriku keluar dari putingnya. istriku teringat Mbah Kotim yang sudah koit dan mbah Gandul yang hilang entah kemana. “Ibu menyusui?” tanya Lie dan air susu istriku menyemprot wajahnya. Istriku menggeleng dan Liepun melanjutkan sedotannya ke payudara kiri istriku untuk menghisap habis air susunya Karena melihat kejadian itu, serta merta Thomas membuka blouse sebelah kanan istriku dan tersembullah payudara kanan istriku dan karena gerakannya ke depan untuk melahap payudara kanan istriku maka masuklah kontol Thomas ke dalam liang vagina istriku. Sensasi keluar masuk kontol Thomas yang belum sunat sehingga menggerinjal di dalam liang vagina membuat istriku cepat orgasme dalam relatif singkat, bahkan istriku saat itu ingin bersetubuh dengan anak-anak SD atau SMP yang belum sunat.. Istriku mencapai orgasme ke 9 dengan Thomas yang mengakhiri dengan menelan peju Thomas sebanyak tiga kali sehingga Thomas terkapar sampai siang. Sedang Lie menyetubuhi istriku di kamar yang di samping kanan dan sebelah bawah tempat tidur terdapat cermin yang besar karena pemandangan itu istriku sangat puas karena selain Lie juga tidak sunat juga lembut dimana Lie senang menyetubuhi istriku memakai pakaian lengkap blouse tipisnya tanpa BH dan rok span elastis merah tanpa celana dalam dan bersepatu walaupun kontol Lie dibilang kecil tapi istriku bisa orgasme sampai enam kali sehingga malam itu istriku orgasme 15 kali Lie mengeluarkan air maninya sebanyak tiga kali saat menyetubuhi istriku, sekali air maninya di tumpahkan di mulut istriku dan dua terakhir ditumpahkan di rahim istriku, untuk kentotan yang terakhir Lie membalikkan tubuh istriku tengkurap menyeret kedua kakinya sehingga tubuhnya masih di tempat tidur tapi kedua kaki istriku terjuntai ke lantai. Ini merupakan pengalaman pertama istriku dimana istriku dikentot lelaki muda Cina dengan gaya kesukaannya doggie style dan istriku dapat dengan jelas dan utuh melihat bagaimana dirinya disetubuhi dengan ganasnya sehingga istriku dapat orgasme empat kali dalam gaya itu dan yang terakhir orgasme istriku bersamaan dengan muncratnya air mani Lie di dalam rahimnya dan trorok istriku yang terus terangsang karena jeli yang dioleskan Thomas terlalu banyak Lie tersungkur beberapa saat menindih tubuh istriku yang sudah mandi keringat bercampur dengan keringat Lie Usai mencabut kontolnya dari torok istriku, Lie berkata” besok-besok kalau Thomas sudah lulus, sama aku aja ya, bu. Papaku punya alat banyak, nanti kita coba” katanya ngeloyor ke luar kamar dan molor di ruang keluarga dan istriku sendiri yang lemas tak bertenaga tak sempat membentulkan letak rok spannya yang tersingkap di perutnya sehingga pantat bahenolnya dalam posisi menungging kakinya tertekuk dilantai sepatu merahnya masih melekat di kedua kakinya. Istriku benar-benar kecapaian dan terlihat sudah pukul dua pagi sehingga hampir empat jam dikentot habis-habisan oleh kedua mahasiswanya yang kontolnya belum sunat semua. Istrikupun tetap merasakan denyut denyut rangsangan di itil, empik dan toroknya karena saking capeknya istriku tertidur tengkurap dengan tubuh tetap di tempat tidur dan pahanya terkangkang lebar dan lututnya menopang tubunya tetap dalam posisi doggy style di lantai sehingga dari belakang terlihat selangkangan berbulu lebat yang benar-benar basah kuyup karena keringat peju kedua mahasisiwanya dan lendir istriku sendiri. Entah berapa lama istriku tertidur ketika istriku merasakan jilatan jilatan di selangkangannya dan istriku yang lunglai hanya dapat merasakan jilatan itu. “Lidahnya Kasar sekali,” batin istriku. Jilatan itu semakin terasa di empiknya alias di bibir vaginanya yang belum kering betul. “Uhh gila..,” batin istriku ketika di rasakannya air liur lidah itu benar-benar membuat basah selangkangannya dan “heeeh….” istriku mendesah pelan ketika lidah kasar itu menjilati kelentitnya. Ingin sekali rasanya istriku berteriak tapi membuka matapun rasanya sulit seperti kedua matanya di lem. Tubuh istriku hanya dapat bergetar merasakan jilatan lidah kasar itu, dan “heeh … heeeh ….,” istriku semakin mendesah seirama dengan nafsunya yang mulai meninggi. Jilatan lidah kasar dan “oooh kasaaaaar ..daaan ….. paanjaaaang,” desahnya “ooooh ….. akuuuu taaaak … kuuuuaaaaaat,” istriku mendesis dan “Ooooohh sssssiaaapppaaaaaa kaaaaaauuuu…..oooooohh akkuuuuuu…..keluaaaarrr….,” pantat istrikupun berkelejot, matanya semakin tak dapat dibuka. Tapi lidah kasar itu terus melanjutkan jilatannya dan kini mulai masuk ke dalam laing vagina istriku “mmmppphhhff … kaaasssaaaaar taaapiiii ennaaaaak…..,” desisnya dan lidah kasar itu semakin dalam masuk ke liang vagina istriku dan lidah istu semakin besar di pangkalnya sehingga liang vagina istriku bebar benar tersumbat oleh lidah kasar yang panjang dan besar di pangkalnya yang otomatis menggosok-ngosok liang vagina dengan kuat keluar masuk dan G Spotnya pun terkena kasarnya lidah itu. Istriku merasakan betapa hebatnya rangsangan di dalam liang vaginanya dan G Spotnya sehingga istriku memajumundurkan tubuhnya seirama dengan keluar masuk lidah kasar itu. “Ooohh tak pernaaah …kkuuu raasaaakaan seperti iniiii …,”desahnya kedua mata istrik semakin terpejam dan dirsakannya itilnya semakin keras, begitu pula kedua payudaranya yang montok semakin keras dan kedua putingnya tergesek-gesek dengan blouse nya semakin menegang kencang. “Ooooohh.. ennaaaaaaaakk …..ennnaaaaaak…..gilllaaaaaa …taaak pernaah kurasakan nika\maaat sepertiiii iniiiiii…..,”karena kenikamatan itu begitu lama dirasakan dan istriku tak orgasme-orgasme dan begitu merasakan kenikmatan yang membubung sangat tinggi, maka orgasme kali ini membuat istriku meledak dan jeritan kepuasan tak dapat ditahannya ketika istriku mencapai puncak kenikmatan “aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….,” istriku melolong panjang tubuh sintalnya berguncang hebat dan keringatnya membanjir.ketika istriku orgasme yang paling panjang dalam hidupnya. Tubuh istriku benar-benar lunglai seperti dilolosi tulang-tulangnya hingga istriku benar-benar terdiam seperti seonggok daging nan sintal. “Guuk … guukkk…. nguk nguukk,” mata istriku terbeliak ketika mendengar gonggongan dan geraman anjing tepat di belakangnya “oooH Marco janggaaaaaann……” rintih istriku menyayat ketika dilihatnya di cermin Marco menaikki tempat tidur persis diatas tubuh istriku yang lunglai. Istriku tak dapat bergerak sedikitpun ketika dilihatnya di cermin kaki belakang Marco turun dan di lihatnya kontol Marco yang besar dan panjang berwarna merah mendekati selangkangan istriku yang terbuka lebar. “Jangaaan Marco jangaaaaaan,” pintanya pada Marco anjing herder itu, tapi istriku hanya bisa merasakan ujung kemaluan Marco telah menempel di liang vagina istriku dan “aaaaahhh ……saaaaakiiiiiiit ……” ketika Marco menusukkan batang kemaluannya yang kasar ke dalam laing vagina istriku. “Suuuddaaaah Maarr ccooooooo saaakiiiiiiit ….eeehhhh ammmpuuuuuun Maaaaarcoooo suuudaaaahhh…”hanya teriakan teriakan itu yang mampu dilakukan istriku. Tubuh istriku terdorong ke depan dan kedua pahanya tergencet bobot Marco dan tepian tenpat tidur. Karena istriku tak dapat bergerak maju lagi karena kedua paha mulusnya terhalang oleh tepian tempat tidue maka Marcopun dengan mudah memaksakan batang kemaluan kasarnya terus menyusup masuk ke liang vagina istriku. Istriku tak kuasa meronta hanya kedua tangannya mencengkeram dengan keras sprei tempat tidur disertai lenguhan keras kerika batang kemaluan Marco yang besar panjang dan kasar itu menembus rahimnya “Ooooooooooohhhh wwwwwwhhhhhhhh ssssssaaaaaaaaa……ooooohhhh ennnnaaaaaakk Maaaaarcoooo….akuuuuuu keluaaaaaaarrr …..” entah kenapa yang tadinya dirasakan istriku sakit berubah menjadi nikmat ketika Marco mengocok batang kemaluan kasarnya dengan cepat di dalam liang vagina istriku. Dengan jelas kini istriku melihat pantat Marco maju mundur dengan cepatnya yang mmebuat istriku orgasme berkali-kali saat Marco menyetubuhi istriku sampai “UUUuuu ….uuuuuung ….”Marcopun mulai melolong dan genjotan pahanya semakin cepat “Kaaau maaauuuu kelllyuaaarr Marcooooo ooooh gilaaaa akuuuuu orgasmeeee terus meneruuuusss….” Dan hujaman batang kemaluan Marco begitu keras dan istriku merasakan cairan hangat muncrat di rahim dan liang vaginanya bahkan sebagian besar keluar diantara laing vagina istriku dan batang kemaluan Marco sehingga membuat bunyi yang paling aneh dalam kehidupan istriku seprti orang kentut ..”mmpppreett .. preeeeettt …preeetttt …” bersamaan dengan itu air mani Marco muncrat dari liang vagina istriku. Marco yang besar itu menindih istriku. Bebarapa saat kemudian dirasakan ujung kemaluan Marco yang masih di dalam liang vagina istriku membesar. Istrikupun semakin binggung tubuhnya tertindi Marco. ‘Uuuh saaakiiit…,”desis istriku. Ujung kemaluan Marco semakin besar dan besar, istriku merasakan sakit yang luar biasa di laing vaginanya. Marcopun mulai bergerak yang membuat istriku semakin kesakitan. “Diam Marco,” desis istriku “Sakiiiiiiiiit ….” Marco tak mau diam. Dan tiba-tiba istriku teringat perlakuan Thomas kepada anjingnya Marco yang kini batang kemaluannya menghujam liang vagina istriku dan ujng kemaluan Marco dirasakan istriku semakin besar. “Marcoo saaayaaaaang, jangaaan bergeraaak yang sayaaaaang ibuuu saaakiittt ……sakiiiit sekali liang vagina ibuuuuu….”kata istriku menahan sakit dan tangannya berusaha mengelus kepala Marco dan benar Marcopun tenang sampai setengah jam lebih ujung kemaluan Marco membesar di dalam laing vagina istriku. Kemudian terlepaslah batang kemaluan kasar Marco dari liang vagina istriku yang terasa bengkak. Marco pun menjilati empik istriku kembali yang langsung terangsang lagi dan “eeeeehhhh….” desisnya ketika entah orgasme yang keberapa yang telah diraih istriku malam itu. Kemudian Marco mengangkat tubuh istriku hingga istriku terbaring lemah di tempat tidur dan Marco duduk didamping tubuh istriku. Tiba-tiba Marco mengendus endus dan mendekatkan kepalanya di dada istriku. Istrikupun maklum dibukanya blousenya dan istrik mengelarkan payudara kanannya dan lidah kasar Marco langsung menjilat putting susu istriku yang menegang dan “seer …seeeer ….” air susu istrikupun mancur dan dengan lahapnya Marco menghabiskan airsusu kanan istriku dan moncongnya menyusup ke blouse sebelah kiri istriku dan meyingkapnya dan dengan lahap pula Marco mengisap putting susu kiri istriku. Istriku mengelus elus kepala Marco hingga akhirnya Marco tidur dipelukan istriku. Paginya istriku terbangun ketika merasakan slangkangannya ada yang menjilati kembali. Begitu mata istriku terbuka dilihatnya Marco berdiri di tempat tidur menyusupkan moncongnya di rok span elastis istriku. Dilihatnya pintu kama masih terbuka, istriku mendengar dengkur kedua mahasiswanya bersahutan, karena takut perbuatan dengan Marco diketahui kedua mahasiswanya, istrikupun menyurh Marco “Marco…. tutup pintunya, sayang. Nanti ibu beri ..”kata istriku. “Nguuk …nguuuk …” Marcopun menutup pintu kamar pelan-pelan dan menguncinya. “Memang pintar,” batin istriku. Istriku kemudian bangun dan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar untuk mencuci muka. Marcopun mendekati pintu “nguuk …nguuuk” Ekornya dikibas kibas kan. “Sebentar Marco…,”kata istriku. Entah kenapa istriku ingin berhias untuk Marco, sang anjing herder yang memuaskan nafsu birahinya tadi malam, walaupun sempat kesakitan diakhir persetubuhan istriku dengan anjing herder. Istrikupun menuju meja rias. “Marco, tolong ambilkan tas, ibu di mobil juraganmu dan temannya jangan sampai terbangun. Marcopun pergi se telah membuka pintu dan kembali dengan tas istriku kemudian Marco mengunci pintu kembali. “Kau pintar Marco, nati ibu beri..” kata istriku dan “nguuk …nguuuk …” Marco mengibaskan ekornya. Istriku mulai merias diri agak menor dan tiba-tiba Marco berdiri di pundak istriku dari belakang lidahnya menjilat-jilat tengkuk istriku “Maarcooo…..,”desah istriku. Kurang sedikit sayang…kata istriku Istrikupun duduk di pinggir ranjang bagian bawah sehingga istriku dapat melihat dirinya, karena kejadian tadi malam membuatnya terangsang hebat ketika dirinya dari cermin disetubuhi baik Lie mahasiswa Cinanya dan Marco sang anjing Thomas. Istriku memanggil Marco yang masih duduk disebelahnya. dielusnya kapala Marco dan Marco pun berdiri dan langsung menjilati kedua betis istriku “Marcoooo.. desah istriku. Marcopun semakin menjilati lutut istriku, moncongnya mulai menyusup di rok span merahnya sehingga kakinya mulai terkangkang dan “Ooooh Marcoooo ……,’ desah istriku ketika moncong Marco mengendus endus selangkangan istriku dan “Eeeeeh ….enaaaaak …Marcoo …..,” ketika Marco menjilati pangkal paha istriku. “Marco ..ibu ingin berdiri,” kata istriku dan mengambil kursi yang ada sandarannya tepat di depan cermin. Kursi itu diletakkan di samping kanannya “Ayo Marco….” Moncong Marco menyusup ke rok span istriku. “Marcooo..eeeeeh .. ibuuu senaaaang melihatmu di cermin” “Ooohh ….enaaaak Marcooo….,”ketika lidah kasar Marco mulai menjilati bibir vagina istriku “Marcoooooooo………,” rintih istriku ketika kelentitnya juga dijilati Marco. Karena lidah Marco yang kasar terus semakin cepat menjilati bibir vagina dan kelentit istriku seperti anjing ynag seedang minum kehausan membuat istriku semakin mengkangkangan kedua kakinya selain terangsang hebat juga memberi ruang untuk Marco melakukan manuver terhadap bibir vagina dan kelentitnya yang semakin tegang. Tangan kanan istriku betpegangan ke kursi sedang tangan kirinya mengelus elus kepala Marco yang menyusup di rok spannya “Marcoooo… ibuuuu taaak tahaaaan sayaaaaang ooooohh Marcooo ooh ohh oooh ohhh ooooh aku keluuaaaaarrrrr…..” Pinggul istriku tersentak-sentak pada orgasme pertama istriku pagi itu Belum lagi pudar merasakan orgasmenya “ooooohhh Maaaaarcooooo…….”Rintih istriku ketika lidah kasar Marco masuk ke liang vagina istriku. Seperti tadi malam kenikmatan yang dialami istriku sangat panjang saat lidah kasar Marco di dalam liang vaginanya, kedua tangannya kini memegang kepala Marco yang menyusup di rok spannya “Marcooo….oraaang taaak bisaaa melakukaaaan sepertiii iniii, sayaaaaaang”desisnya berulang ulang. “Enaaaaaak….. Maarcooooo” Istriku semakin terangsang hebat ketika dia melihat dirinya di kaca meliuk-liukkan badannya. “Niiikmaaatnyaaaa…bertahaan . lamaaaaaaaa…Niiikmaaaat sekaliiiiii Marcoooo ….bikiiiiiiin gilaaaa ibuuuu Marcooooo…..” Mraco semakin gila mengeluat masukkan lidah kasarnya di liang vagina istriku yang terus merinti rintih nikat, kedua matanya terpejam. Baru sekitar 15 menit istriku merasakan kenikamatan yang semakin membubung tinggi sekali dan “Eh eh aaaaaaaaaaaaa zzzzzddaaaaapp ennaaaakkk Marcoooooo….ibuuuuu keluaaaaaaaaaar….” Tubuh istrikupun sempoyongan dan roboh tertelungkup di depan cermin besar di lantai berkarpet tebal itu tubuhnya mengelinjang seperti cacing kepanasan menghentak hentak kedua tangannya mencengkeram apa yang ada. Nafasnya ngos ngosan keringkatnya membanjir. Marco duduk sambil terus menjilati tengkuk istriku. Istrikupun tertidur sampai akhirnya bangun karena Marco menjilati selangkangan istriku lagi yang membuat istriku terangsang dan menungging dari cermin Istriku melihat ontol merah Marco yang besar dan kasar pun sudah tegang. Dengan moncongnya Marco menyingkap rok span merah istriku sampai di pinggangnya sehingga pantat tampak semakin bahenol dan Marcopun melompat diatas tubuh istriku. kaki depannya di pundak istriku dan pantatnya semakin mendekati pantat istriku dan ujung kemaluannya yang kasar menempel pada bibir vagina istriku “Pelaaaan Marcooo saakiiiiiit…..” Anjing pintar itupun menuruti perintah istriku memasukkan batang kemaluan kasarnya ke dalam liang vagina istriku dengan pelan tapi pasti. “Saaaakiiiiit Maaarcooooo koooontoolmuuu besaaar daan kasaaaarr…ooohh sakiiiiiiit” Begitu kemaluan Marco amblas seluruhnya di liang vagina istriku. Marco diam beberapa sat sampai istriku tidak mendesah sakit dan “Oooohh enaaaaakk Marcoooooo. enaaaaak” ketika Marco mengenjot pantatnya dengan cepat dan istriku merasakan kenikamatan yang tidak dirasakan dengan manusia, “Ooooohhh Marcoooo akkuuuuu keluaaaaar….” dan Marco terus mengenjot pantatnya tanpa henti sehinggga liang vagina istriku benar-benar kegelian yang amat sangat membuat orgasmenya terus menerus sampai akhirnya istriku tersungkur. Karena kepandaiannya Marco mengangkat tubuh istriku di ranjang sedangkan kakinya tetap di lantai bertumpu pada kedua lututnya. Marco meneruskan menyetubuhi istriku dengan brutal sampai istriku lunglai dan rasanya berpuluh puluh orgasme di alami istriku pagi itu dan setelah genjotan Marco istriku mendengar “preeeet…..preeettt..” ketika air mani Marco yang banyak keluar di sela-sela batang kemaluan Marco dan liang vagina istriku. Set elah keluar maka istriku merasakan ujung kemaluan Marco membesar lebih besar darii kemarin sehingga istriku pingsan hampir 3 jam. Istriku melarikan diri dari rumah Thomas, dan dicatat akhirnya dia merasakan ngilu di perutnya dan tak berani ngomong kepadaku
Nafsu Birahi Suster Cantik

Nafsu Birahi Suster Cantik

Malam itu, jam sebelas lebih, cuaca sangat tidak bersahabat. Sejak jam sebelasan tadi hujan sudah turun dengan derasnya disertai guruh dan petir. Di tempat yang sepi depan pintu kamar periksa itulah dokter Maman, dokter jaga di rumah sakit itu menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Maman (37 tahun), dalam usia sekian itu masih tampak ganteng dan gagah dengan tinggi badan 175 cm. Sudah hampir sepuluh tahun dia bekerja sebagai dokter di rumah sakit ini, istrinya masih muda (29 tahun) dengan 2 anak. Kesepian dan suasana sepi sudah menjadi temannya sehari-hari apabila dia dapat tugas jadi dokter jaga, maka mendengar suara-suara aneh dan cerita-cerita seram lainnya sudah tidak membuatnya merinding lagi, istilahnya sudah kebal dengan hal-hal seperti itu. Sungguh, malam itu menjadi malam panjang baginya, suasana hujan dengan angin yang dingin mudah membuai orang hingga ngantuk. Pak dokter Maman masih terus juga membaca buku yang sengaja dia bawa dari rumah. Hening sekali suasana di sana, bunyi yang terdengar hanya bunyi rintik hujan, angin. Tak lama kemudian terdengar bunyi lain di lorong itu, sebuah suara orang melangkah, suara itu makin mendekat sehingga mengundang perhatian dokter itu. “Siapa tuh ya, malem-malem ke sini ?” tanya dokter maman dalam hati. Suara langkah makin terdengar, dari tikungan lorong muncul lah sosok itu, ternyata seorang gadis cantik berpakaian perawat dan berjilbab lebar. Di luar seragamnya dia memakai jaket cardigan pink berbahan wol untuk menahan udara dingin malam itu. Suster itu ternyata berjalan ke arahnya. “Permisi, Pak” sapanya pada Maman dengan tersenyum manis. “Malam Sus, lagi ngapain nih malem-malem ke sini” balas Maman. “Ohh…hehe…anu Pak abis jaga malam sih, tapi belum bisa tidur, makannya sekalian mau keliling-keliling dulu” Dokter Maman bingung sebab tidak tahu kalau suster itu juga jaga. Maka Maman bertanya, “Oh iya kok saya rasanya baru pernah liat Sus disini yah ?” tanya Maman. “Iya Pak, saya baru pagi tadi sampai disini, pindahan dari rumah sakit *****” jawabnya, “jadi sekalian mau ngenal keadaan disini juga” “Oo…pantes saya baru liat, baru toh” kata Pak dokter Maman. “Emang bapak kira siapa ?” tanyanya lagi sambil menjatuhkan pantatnya pada bangku panjang dan duduk di sebelah Maman. “Wow, hoki gua” kata pria itu dalam hati kegirangan. “Dikirain suster ngesot yah, hahaha” timpal dokter Maman mencairkan suasana. “Hehehe dikira suster ngesot, nggak taunya suster cantik” sambung Maman lagi tertawa untuk menghangatkan suasana. “Kalau ternyata memang iya gimana Pak” kata gadis itu dengan suara pelan dan kepala tertunduk yang kembali membuat pria itu merasa aneh. Tiba-tiba gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan dan tertawa cekikikan. “Hihihi…bapak dokter ini lucu ah, sering jaga malam kok digituin aja takut” tawanya. “Wah-wah suster ini kayanya kebanyakan nonton film horror yah, daritadi udah dua kali bikin kita nahan napas aja” kata Pak Maman. “Iya nih, suster baru kok nakal ya, awas Bapak laporin loh” kata Maman menyenggol tubuh samping gadis itu. Sebentar kemudian suster itu baru menghentikan tawanya, dia masih memegang perutnya yang kegelian. “Hihi…iya-iya maaf deh pak, emang saya suka cerita horror sih jadi kebawa-bawa deh” katanya. “Sus kalau di tempat gini mending jangan omong macem-macem deh, soalnya yang gitu tuh emang ada loh” sahut dakter Maman dengan wajah serius. “Iya Pak, sori deh” katanya “eh iya nama saya Heni Puspita, panggil aja Heni, suster baru disini, maaf baru ngenalin diri…emmm Bapak dokter siapa yah?” sambil melihat ke dokter itu. “Kalau saya Suherman, tapi biasa dipanggil Maman aja, saya yang jadi dokter jaga di sini malam” pria setengah baya itu memperkenalkan diri. “Omong-omong Sus ini sudah lama di RS ini?” tanya si dokter. “Ya belum sih” kata Suter Heni. “Pantas baru saya lihat, saya sudah lihat namanya dalam jadwal tapi baru inilah saya lihat orangnya. Cantik!” kata Maman sambil memandang wajah cantik yang sedang mengobrol dengannya itu. Malam itu dokter Maman merasa beruntung sekali mendapat teman ngobrol seperti suster Heni, biasanya suster-suster lain paling hanya tersenyum padanya atau sekedar memberi salam basa-basi. Maklumlah mereka semua tahu kalau dokter Maman sudah beristri dan punya dua anak. Mereka pun terlibat obrolan ringan, pria itu tidak lagi mempedulikan buku bacaannya dan mengalihkan perhatiannya pada suster Hena yang ayu itu. Sejak awal tadi dokter Maman sudah terpesona dengan gadis ini. Pria normal mana yang tidak tertarik dengan gadis berkulit putih mulus berwajah kalem seperti itu, rambut hitamnya disanggul ke belakang tampak terbayang walau tertutup dengan jilbab panjangnya yang putihnya, tubuhnya yang padat dan montok itu lumayan tinggi (168 cm), pakaian perawat dengan bawahan rok panjang itu menambah pesonanya. Suster Heni sendiri baru berusia 24 tahun dan belum menikah. Untuk gadis secantik Heni sebenarnya tidak begitu susah mendapat pasangan ditambah lagi dengan bodinya yang montok dan padat, tentu banyak lelaki yang mau dengannya. Tapi sejauh ini belum ada pria yang cocok di hati Suster Heni. Sebagai wanita alim berjilbab dia sangat menjaga pergaulannya dengan lawan jenis. Namun malam ini dia gelisah juga melihat dokter Maman yang tampan dan gagah itu. Sayang dia sudah beristri, keluh Suster Heni dalam hati. Namun hati kecilnya tidak dapat dibohongi bahwa dia suka pada dokter Maman itu. Maman, si dokter, makin mendekatkan duduknya dengan gadis itu sambil sesekali mencuri pandang ke arah belahan dadanya membayang di balik baju panjang dan jilbab panjangnya. Suasana malam yang dingin membuat nafsu pria itu mulai bangkit, apalagi Pak Maman sudah seminggu tidak ngentot istrinya karena lagi datang bulan dan walaupun istri Maman lebih cantik dari Suster Heni, tapi dalam hal bodinya tentu saja kualitasnya kalah dengan suster muda di sebelahnya ini. Semakin lama dokter Maman semakin berani menggoda suster muda yang alim itu dengan guyonan-guyonan nakal dan obrolan yang menjurus ke porno. Suster Heni sendiri sepertinya hanya tersipu-sipu dengan obrolan mereka yang lumayan jorok itu. “Terus terang deh Sus, sejak Sus datang kok disini jadinya lebih hanget ya” kata Maman sambil meletakkan tangannya di lutut Heni dan mengelusnya ke atas sambil menarik rok panjang suter berjilbab itu sehingga pahanya mulai sedikit tersingkap. “Eh…jangan gitu dong Pak, mau saya gaplok yah ?!” Heni protes tapi kedua tangannya yang dilipat tetap di meja tanpa berusaha menepis tangan pria itu yang mulai kurang ajar. “Ah, Sus masa pegang gini aja gak boleh, lagian disini kan sepi gini, dingin lagi” katanya makin berani, tangannya makin naik dan paha yang mulus itupun semakin terlihat. “Pak saya marah nih, lepasin gak, bapak kan sudah punya istri, saya itung sampai tiga” wajah Heni kelihatannya BT, matanya menatap tajam si dokter yang tersenyum mesum. “Jangan marah dong Sus, mendingan kita seneng-seneng, ya?” sahut Dokter Maman, entah sejak kapan tiba-tiba saja pria tidak tau malu itu sudah di sebelahnya . Dokter jaga itu dengan berani merangkul bahu Heni dan tangan satunya menyingkap rok suster muda itu di sisi yang lain. Suster itu tidak bergeming, tidak ada tanda-tanda penolakan walau wajahnya masih terlihat marah. “Satu…” suster itu mulai menghitung namun orang itu malah makin kurang ajar, dan tangannya makin nakal menggerayangi paha yang indah itu, “dua…!” suaranya makin serius. Entah mengapa suster itu tidak langsung beranjak pergi atau berteriak saja ketika dilecehkan seperti itu. Si pria yang sudah kerasukan nafsu itu menganggapnya sandiwara untuk meninggikan harga diri sehingga dia malah semakin nafsu. “Tig…” sebelum suster Heni menyelesaikan hitungannya dan bergerak, si dokteritu sudah lebih dulu mendekapnya dan melumat bibirnya yang tipis. “Mmm…mmhh !” suster itu berontak dan mendorong-dorong Maman berusaha lepas dari dekapannya namun tenaganya tentu kalah darinya, belum lagi dokter Maman juga mendekapnya serta menaikkan rokknya lebih tinggi lagi. Heni merasa hembusan angin malam menerpa paha mulusnya yang telah tersingkap, juga tangan kasar dokter itu mengelusinya yang mau tak mau membuatnya terangsang. “Aahh…jangan…mmhh !” Heni berhasil melepaskan diri dari cumbuan si dokter tapi cuma sebentar, karena ruang geraknya terbatas bibir mungil itu kembali menjadi santapan Maman. Lalu tangan Pak Maman mulai meremas-remas dadanya yang masih tertutup seragam suster dan jilbab lebarnya – Maman dapat merasakan kalau tetek suster alai mini masih kencang dan padat pertanda belum pernah dijamah lelaki lain – sementara tangan satunya tetap mengelus paha indahnya yang menggiurkan. Heni terus meronta, tapi sia-sia malah pakaian bawahnya semakin tersingkap dan jilbab lebar perawat itu nyaris copot. Pak Maman melepaskan jaket cardigan pinknya suster Heni sehingga tinggal baju seragam perawatnya yang terlihat. Lama-lama perlawanan suster Heni melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya telah meruntuhkan pertahanannya. Birahinya bangkit dengan cepat apalagi suasananya sangat mendukung dengan hujan yang masih mengguyur dan dinginnya malam. Ditambah lagi hati kecil suka dengan dokter Maman. Bulu kuduk Heni merinding merasakan sesuatu yang basah dan hangat di lehernya. Ternyata dokter Maman itu sedang menjilati lehernya yang jenjang dengan menyingkapkan jilbab panjang suster alim itu, lidah itu bergerak menyapu daerah itu sehingga menyebabkan tubuh Heni menggeliat menahan nikmat. Mulut Heni yang tadinya tertutup rapat-rapat menolak lidah Maman kini mulai membuka. Lidah kasap si doketr itu langsung menyeruak masuk ke mulut suster berjilbab itu dan meraih lidahnya mengajaknya beradu lidah. Heni pun menanggapinya, lidahnya mulai saling jilat dengan lidah pria itu, liur mereka saling tertukar. Sementara Pak Maman mulai melucuti kancing bajunya dari atas dan sekaligus mencopot jilbab panjang suster Heni, tangan perkasa dokter itu menyusup ke dalam cup branya, begitu menemukan putingnya benar-benar masih kencang dan padat, belum terjamah lelaki lain lalu langsung dimain-mainkannya benda itu dengan gemasnya. Di tengah ketidak-berdayaannya melawan dokter brengsek itu, Heni semakin pasrah membiarkan tubuhnya dijarah. Tangan doketr Maman menjelajah semakin dalam, dibelainya paha dalam gadis itu hingga menyentuh selangkangannya yang masih tertutup celana dalam. Sementara baju atasan Heni juga semakin melorot sehingga terlihatlah bra biru di baliknya. “Kita ke dalam aja biar lebih enak” kata Pak Maman. “Kamu emang kurang ajar yah, kita bisa dapet masalah kalau gak lepasin saya !” Heni masih memperingatkan dokter itu. “Udahlah Sus, kurang ajar- kurang ajar, kan lu juga suka ayo !” Maman narik lengan suster itu bangkit dari kursi. “Sus, seneng-seneng dikit napa? Dingin-dingin gini emang enaknya ditemenin cewek cantik kaya Sus” lanjut Pak Maman. Dokter Maman menggelandang suster alim itu ke ruang periksa pasien tempat mereka berjaga. Heni disuruh naik ke sebuah ranjang periksa yang biasa dipakai untuk memeriksa pasien. Selanjutnya pria itu langsung menggerayangi tubuh Virna yang terduduk di ranjang. Maman menarik lepas celana dalam gadis alim itu hingga terlepas, celana itu juga berwarna biru, satu stel dengan branya. Kemudian ia berlutut di lantai, ditatapnya kemaluan suster alim itu yang ditumbuhi bulu-bulu yang lebat, bulu itu agaknya rajin dirawat karena bagian tepiannya terlihat rapi sehingga tidak lebat kemana-mana. Hena dapat merasakan panasnya nafas pria itu di daerah sensitifnya. Pak Maman mempreteli kancing baju atasnya yang tersisa, lalu bra itu disingkapnya ke atas. Kini terlihatlah payudara suster Heni yang berukuran sedang sebesar bakpao dengan putingnya berwarna coklat. “Uuuhh…Pak!” desah Henia ketika lidah Pak Maman menelusuri gundukan buah dadanya. Lidah itu bergerak liar menjilati seluruh payudara yang kencang dan padat itu tanpa ada yang terlewat, setelah basah semua, dikenyotnya daging kenyal itu, puting mungil itu digigitinya dengan gemas. “Aahh !” tubuh Heni tiba-tiba tersentak dan mendesah lebih panjang ketika dirasakannya lidah panas Maman mulai menyapu bibir vaginanya lalu menyusup masuk ke dalam. Maklum Maman sudah pengalaman merangsang wanita. Heni sebagai gadis alim sebenarnya jijik melakukan hal ini dengan dokter Maman ini, tapi rupanya libidonya membuatnya melupakan perasaan itu sejenak. Mulut Pak Maman kini merambat ke atas menciumi bibirnya, sambil tangannya tetap menggerayangi payudaranya. Kemudian dokter itu kembali menghisap memek suster ini, si dokter makin membenamkan wajahnya di selangkangan Heni, lidahnya masuk makin dalam mengais-ngais liang kenikmatan suster muda itu menyebabkan Heni menggelinjang dan mengapitkan kedua paha mulusnya ke kepalanya Maman. “Nah, sekarang tinggal kita mulai Sus” kata Pak Maman membuka pakaiannya “pokoknya malam ini Bapak bakal muasin Sus hehehe!” Heni tertegun melihat pria gagah itu sudah telanjang bulat di hadapannya, tubuhnya terbilang kekar, penisnya yang sudah menegang itu lumayan besar juga dengan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat. Dia naik ke ranjang ke atas tubuh gadis alim itu, wajah mereka saling bertatapan dalam jarak dekat. Kali tanpa penghalang sebab jilbab panjang suster alim itu sudah dicopot dokter Maman. Pak Maman begitu mengagumi wajah cantik Heni, dengan bibir tipis yang merah merekah, hidung bangir, dan sepasang mata indah yang nampak sayu karena sedang menahan nafsu. “Pak, apa ga pamali main di tempat ginian ?” tanya Heni. “Ahh…iya sih tapi masabodo lah, yang penting kita seneng-seneng dulu hehehe” habis berkata dia langsung melumat bibir gadis itu. Mereka berciuman dengan penuh gairah, Heni yang sudah tersangsang berat itu melingkarkan tangannya memeluk tubuh Pak dokter Maman. Ia masih memakai seragam susternya yang sudah terbuka dan tersingkap di mana-mana, bagian roknya saja sudah terangkat hingga pinggang sehingga kedua belah pahanya yang jenjang dan mulus sudah tidak tertutup apapun. Pak Maman sudah seminggu lamanya tidak menikmati kehangatan tubuh wanita sebab istrinya lagi datang bulan sehingga dia begitu bernafsu berciuman dan menggerayangi tubuh Heni. Mendapat kesempatan bercinta dengan gadis seperti Heni bagaikan mendapat durian runtuh, belum pernah dia merasakan yang sesintal dan montok ini, bahkan istrinya pun tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengannya meskipun lebih cantik dari pada Suster Heni. Setelah lima menitan berciuman sambil bergesekan tubuh dan meraba-raba, mereka melepas bibir mereka dengan nafas memburu. Pak Maman mendaratkan ciumannya kali ini ke lehernya. Kemudian mulutnya merambat turun ke payudaranya, sebelumnya dibukanya terlebih dulu pengait bra yang terletak di depan agar lebih leluasa menikmati dadanya. “Eemmhh…aahhh…aahh !” desahnya menikmati hisapan-hisapan dokter jaga itu pada payudaranya, tangannya memeluk kepala yang rambutnya lebat dan hitam itu. Heni merasakan kedua putingnya semakin mengeras akibat rangsangan yang terus datang sejak tadi tanpa henti. Sambil menyusu, pria itu juga mengobok-obok vaginanya, jari-jarinya masuk mengorek-ngorek liang senggamanya membuat daerah itu semakin basah oleh lendir. “Bapak masukin sekarang yah, udah ga tahan nih !” katanya di dekat telinga Heni. Suster Heni hanya mengangguk. Pak Maman langsung menempelkan penisnya ke mulut vagina gadis alim itu. Terdengar desahan sensual dari mulut gadis itu ketika Pak Maman menekan penisnya ke dalam. “Uuhh…sempit banget Sus, masih perawan ga sih ?” erang pria itu sambil terus mendorong-dorongkan penisnya. Heni mengerang kesakitan dan mencengkram kuat lengan pria itu setiap kali penis itu terdorong masuk ke dalam memeknya yang masih rapet itu. Setelah beberapa kali tarik dorong akhirnya penis itu tertancap seluruhnya dalam vagina suster alim itu. Darah mengalir dari memek suter alim itu. “Weleh-weleh, enaknya, legit banget Sus kalau masih perawan” komentar pria itu, “Belum pernah ngentot ya Sus sebelumnya, kalo boleh tau ?” Sebagai jawabannya Heni menarik wajah pria itu mendekat dan mencium bibirnya, agaknya dia tidak berniat menjawab pertanyaan itu. Pak Maman mulai menggoyangkan pinggulnya memompa vagina gadis itu. Desahan tertahan terdengar dari mulut Heni yang sedang berciuman. Pria itu memulai genjotan-genjotannya yang makin lama makin bertenaga. Lumayan juga sudah seusia hampir kepala empat tapi penisnya masih sekeras ini dan sanggup membuat gadis alim itu menggelinjang. Dia mahir juga mengatur frekuensinya agar tidak terlalu cepat kehabisan tenaga. Sambil menggenjot mulutnya juga bekerja, kadang menciumi bibir gadis itu, kadang menggelitik telinganya dengan lidah, kadang mencupangi lehernya. Suster Heni pun semakin terbuai dan menikmati persetubuhan beda jenis ini. Dia tidak menyangka pria seperti dokter itu sanggup membawanya melayang tinggi. Pria itu semakin kencang menyodokkan penisnya dan mulutnya semakin menceracau, nampaknya dia akan segera orgasme. “Malam masih panjang Pak, jangan buru-buru, biar saya yang gerak sekarang !” kata gadis perawat itu tanpa malu-malu lagi. Pak Maman tersenyum mendengar permintaan suster itu. Merekapun bertukar posisi, Pak Maman tiduran telentang dan Heni menaiki penisnya. Batang itu digenggam dan diarahkan ke vaginanya, Heni lalu menurunkan tubuhnya dan desahan terdengar dari mulutnya bersamaan dengan penis yang terbenam dalam vaginanya. Mata Pak Maman membeliak saat penisnya terjepit diantara dinding kemaluan Heni yang sempit. Ia mulai menggerakkan tubuhnya naik turun dengan kedua tangannya saling genggam dengan pria itu untuk menjaga keseimbangan. “Sssshhh…oohh…yah…aahh !” Heni mengerang sambil menaik-turunkan tubuhnya dengan penuh gairah. Tangannya meraih ujung roknya lalu ditariknya ke atas seragam yang berupa terusan itu hingga terlepas dari tubuhnya. Seragam itu dijatuhkannya di lantai sebelah ranjang itu, tidak lupa dilepaskannya pula bra yang masih menyangkut di tubuhnya sehingga kini tubuhnya yang sudah telanjang bulat terekspos dengan jelas. Sungguh suster Heni memiliki tubuh yang sempurna, buah dadanya montok dan proporsional, perutnya rata dan kencang, pahanya juga indah dan mulus, sebuah puisi kuno melukiskannya sebagai kecantikan yang merobohkan kota dan meruntuhkan negara. Kembali Heni dan dokter jaga itu memacu tubuhnya dalam posisi woman on top. Heni demikian liar menaik-turunkan tubuhnya di atas penis Pak dokter Maman, dia merasakan kenikmatan saat penis itu menggesek dinding vagina dan klitorisnya. “Ayo manis, goyang terus…ahh…enak banget !” kata Pak Maman sambil meremasi payudara gadis itu. Wajah Heni yang bersemu merah karena terangsang berat itu sangat menggairahkan di mata Pak Maman sehingga dia menarik kepalanya ke bawah agar dapat mencium bibirnya. Akhirnya Heni tidak tahan lagi, ia telah mencapai orgasmenya, mulutnya mengeluarkan desahan panjang. Pak Maman yang juga sudah dekat puncak mempercepat hentakan pinggulnya ke atas dan meremasi payudara itu lebih kencang. Ia merasakan cairan hangat meredam penisnya dan otot-otot vagina suster alim itu meremas-remasnya sehingga tanpa dapat ditahan lagi spermanya tertumpah di dalam dan membanjir, maklum sudah seminnggu gak dikeluarkan. Setelah klimaksnya selesai tubuh Heni melemas dan tergolek di atas tubuh dokter itu. Virna yang baru berusia 24 tahun itu begitu kontras dengan pria di bawahnya yang lebih pantas menjadi bapaknya, yang satu begitu ranum dan segar sementara yang lain sudah agak tua. “Asyik banget Sus, udah selama seminggu saya gak ginian loh !” ujar Pak Maman dengan tersenyum puas. “Gile nih malem, ga nyangka bisa dapet yang ginian” dia seperti masih belum percaya hal yang dialaminya itu. Ketika sedang asyik memandangi Heni, tiba-tiba Pak Maman nafsunya bangkit lagi dan minta jatah sekali lagi. Tangan Maman terus saja menggerayangi tubuh Heni, kadang diremasnya payudara atau pantatnya dengan keras sehingga memberi sensasi perih bercampur nikmat bagi gadis itu. Sedangkan Pak Maman sering menekan-nekan kepala gadis itu sehingga membuat Heni terkadang gelagapan. “Gila nih doketer, barbar banget sih” kata Heni dalam hati. Walau kewalahan diperlakukan seperti ini, namun tanpa dapat disangkal Heni juga merasakan nikmat yang tak terkira. Tak lama kemudian Maman menyiorongkan penisnya lalu berpindah ke mulut Heni. Heni kini bersimpuh di depan pria yang senjatanya mengarah padanya menuntut untuk diservis olehnya. Heni menggunakan tangan dan mulutnya bergantian melayani penis itu hingga akhirnya penis Maman meledak lebih dulu ketika ia menghisapnya. Sperma si doketr langsung memenuhi mulut gadis itu, sebagian masuk ke kerongkongannya sebagian meleleh di bibir indah itu karena banyaknya. Pria itu melenguh dan berkelejotan menikmati penisnya dihisap gadis itu. Tak lama kemudian Pak Maman pun menyemburkan isi penisnya dalam kocokan Heni, cairan itu mengenai wajah samping dan sebagian rambutnya. Tubuh Heni pun tak ayal lagi penuh dengan keringat dan sperma yang berceceran. “Sus hebat banget, sepongannya dahsyat, saya jadi kesengsem loh” puji Maman ketika beristirahat memulihkan tenaga. “Sering-sering main sini yah Sus, saya kalau malem kan sering kesepian hehehe” goda Pak Maman. Heni tersenyum dengan hanya melihat pantulan di cermin, katanya, “Kenapa nggak, saya puas banget malem ini, mulai sekarang saya pasti sering mendatangi dokter” Jam telah menunjukkan pukul setengah dua kurang, berarti mereka telah bermain cinta selama hampir satu setengah jam. Heni pun berpamitan setelah memakai jaket pinknya dan memakai kembali jilbab putih panjangnya. Sebelum berpisah ia menghadiahkan sebuah ciuman di mulut. Manam membalas ciuman itu dengan bernafsu, dipeluknya tubuh padat dan montok itu sambil meremas pantatnya selama dua menitan. “Nakal yah, ok saya masuk dulu yah !” katanya sebelum membalik badan dan berlalu. Lelah sekali Maman setelah menguras tenaga dengan perawat alim yang cantik itu sehingga selama sisa waktu itu agak terkantuk-kantuk. Setelah pagi mereka pun pulang dan tertidur di tempat masing-masing dengan perasaan puas. Setiap kali kalau ada jadwal piket bersama, mereka selalu ngentot. Dokter Maman bermaksud menjadikan Suster Heni yang alim berjilbab sebagai istri keduanya, oleh sebab itu dokter Maman tidak memakai alat kontrasepsi apa pun jika ngentot dengan Suster Heni. Maman ingin wanita alim itu hamil, hingga terpaksa mau menikah dengannya sebagai istri keduanya. Hebat Dokter Maman.

Goyang Sosor Bebek Janda Beranak



Sebenarnya jujur aku merasa malu juga untuk menceritakan pengalamanku ini, akan tetapi melihat pada jaman ini mungkin hal ini sudah dianggap biasa. Maka aku beranikan diri untuk menceritakanya kepada para pembaca. Tetapi ada baiknya aku berterus terang bahwa aku menyukai wanita yang lebih tua karena selain lebih dewasa juga mereka lebih suka merawat diri. Aku seorang pria yang suka terhadap wanita yang lebih tua daripadaku. Dimulai dari aku SMA aku sudah berpacaran dengan kakak kelasku begitu juga hingga aku menamatkan pendidikan sarjana sampai bekerja hingga saat ini. Satu pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika aku berpacaran dengan seorang janda beranak tiga. Demikian kisahnya, suatu hari ketika aku berangkat kerja dari Tomang ke Kelapa Gading, aku tampak terburu-buru karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.45. Sedangkan aku harus sampai di kantor pukul 08.30 tepat. Aku terpaksa pergi ke Tanah Abang dengan harapan lebih banyak kendaraan di sana. Sia-sia aku menunggu lebih dari 15 menit akhirnya aku putuskan aku harus berangkat dengan taxi. Ketika taxi yang kustop mau berangkat tiba-tiba seorang wanita menghampiriku sambil berkata, "Mas, mau ke Pulo Gadung ya?" tanyanya, "Saya boleh ikut nggak? soalnya udah telat nich." Akhirnya aku perbolehkan setelah aku beritahu bahwa aku turun di Kelapa Gading. Sepanjang perjalanan kami bercerita satu sama lain dan akhirnya aku ketahui bernama Dewi, seorang janda dengan 3 orang anak dimana suaminya meninggal dunia. Ternyata Dewi bekerja sebagai Kasir pada sebuah katering yang harus menyiapkan makanan untuk 5000 buruh di Kawasan Industri Pulo Gadung. Aku menatap wanita di sebelahku ini ternyata masih cukup menggoda juga. Dewi, 1 tahun lebih tua dari aku dan kulit yang cukup halus, bodi yang sintal serta mata yang menggoda. Setelah meminta nomor teleponnya aku turun di perempatan Kelapa Gading. Sampai di kantor aku segera menelepon Dewi, untuk mengadakan janji sore hari untuk pergi ke bioskop. Tidak seperti biasanya, tepat jam 05.00 sore aku bergegas meninggalkan kantorku karena ada janji untuk betemu Dewi. Ketika sampai di Bioskop Jakarta Theater, tentunya yang sudah aku pilih, kami langsung antri untuk membeli tiket. Masih ada waktu sekitar 1 jam yang kami habiskan untuk berbincang-bincang satu sama lain. Selama perbincangan itu kami sudah mulai membicarakan masalah-masalah yang nyerempet ke arah seks. Tepat jam 19.00, petunjukan dimulai aku masuk ke dalam dan menuju ke belakang kiri, tempat duduk favorit bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta. Pertunjukan belum dimulai aku sudah membelai kepala Dewi sambil membisikkan kata-kata yang menggoda. "Dewi, kalau dekat kamu, saudaraku bisa nggak tahan," kataku sambil menyentuh buah dadanya yang montok. "Ah Mas, saudaranya yang di mana?" katanya, sambil mengerlingkan matanya. Melihat hal itu aku langsung melumat habis bibirnya sehingga napasnya nampak tersengal-sengal. "Mas, jangan di sini dong kan malu, dilihat orang." Aku yang sudah terangsang segera mengajaknya keluar bioskop untuk memesan taxi. Padahal pertunjukan belum dimulai hanya iklan-iklan film saja yang muncul. Setelah menyebutkan Hotel **** (edited), taxi itupun melaju ke arah yang dituju. Sepanjang perjalanan tanganku dengan terampil meremas buah dada Dewi yang sesekali disertai desahan yang hebat. Ketika tanganku hendak menuju ke vagina dengan segera Dewi menghalangi sambil berkata, "Jangan di sini Mas, supir taxinya melihat terus ke belakang." Akhirnya kulihat ke depan memang benar supir itu melirik terus ke arah kami. Sampai di tempat tujuan setelah membayar taxi, kami segera berpelukan yang disertai rengekan manja dari Dewi, "Mas Jo, kamu kok pintar sekali sih merangsang aku, padahal aku belum pernah begini dengan orang yang belum aku kenal." Seraya sudah tidak sabar aku tuntun segera Dewi ke kamar yang kupesan. Aku segera menjilati lehernya mulai dari belakang ke depan. Kemudian dengan tidak sabarnya dilucutinya satu persatu yang menempel di badanku hingga aku bugil ria. Penisku yang sudah menegang dari tadi langsung dalam posisi menantang Dewi. Kemudian aku membalas melucuti semua baju Dewi, sehingga dia pun dalam keadaan bugil. Kemudian dengan rakus dijilatinya penisku yang merah itu sambil berkata, "Mas kontolnya merah banget aku suka." Dalam posisi 69 kujilati juga vagina Dewi yang merekah dan dipenuhi bulu-bulu yang indah. 10 Menit, berlalu tiba-tiba terdengar suara, "Mas, aku mau keluaarr.." "Cret.. cret.. cret.." Vagina Dewi basah lendir yang menandakan telah mencapai oragasmenya. 5 Menit kemudian aku segera menyusul, "Dewi, Wi, Mas mau keluar.." "Crot.. crot.. crot.." Spermaku yang banyak akhirnya diminum habis oleh Dewi. Setelah itu kami pun beristirahat. Tidak lama kemudian Dewi mengocok kembali penisku yang lunglai itu. Tidak lama kemudian penisku berdiri dan siap melaksanakan tugasnya. Dituntun segera penisku itu ke vaginanya. Pemanasan dilakukan dengan cara menggosokkan penisku ke vaginanya. Dewi mendesah panjang, "Mas, kontolnya kok bengkok sih, nakalnya ya dulunya?" Tidak kuhiraukan pembicaraan Dewi, aku segera menyuruhnya untuk memasukkan penisku ke vaginanya. "Dewi, masukkan cepat! Jonathan tidak tahan lagi nih." Sleep.. bless.. masuk sudah penisku ke vaginanya yang merekah itu. Tidak lupa tanganku meremas buah dadanya sesekali menghisap payudaranya yang besar walaupun agak turun tapi masih nikmat untuk dihisap. Goyangan demi goyangan kami lalui seakan tidak mempedulikan lagi apakah yang kami lakukan ini salah atau tidak. Puncaknya ketika Dewi memanggil namaku, "Jonathan.. terus.. terus.. Dewi, mau keluar.." Akhirnya Dewi keluar disertai memanggil namaku setengah berteriak, "Jonathan.. aku.. keluaarr.." sambil memegang pantatku dan mendorongnya kuat-kuat. Tidak berselang lama aku pun merasakan hal sama dengan Dewi, "Wi.. ah.. ah.. tumpah dalam atau minum Wi.." kataku. Terlambat akhirnya pejuku tumpah di dalam, "Wi.. kamu hebat.. walaupun sudah punya 3 anak," kataku sambil memujinya. Akhirnya malam itu kami menginap di hotel **** (edited). Kami berpacaran selama 1 tahun, walaupun sudah putus, tetapi kami masih berteman baik.